FISIKA
DAN NOKIA 1112
7 tahun yang lalu adalah masa dimana
aku menjalani jenjang sekolah menengah pertama. Dimana saat itu, aku sedang
duduk di bangku kelas 1 SMP. Begitu banyak hal-hal baru yang ku dapati disana, sama
halnya dengan beberapa mata pelajaran yang belum pernah ku temui di sekolah
dasar. Dengan penuh semangat setiap harinya, aku melewati hari-hari di sekolah,
sampai akhirnya aku bertemu dengan seorang guru yang masih muda, cantik,dan
juga ramah. “wah ternyata di SMP masih
ada juga guru yang baik” gurau ku. Beberapa hari kemudian ketika jadwal
mata pelajaran fisika, aku dan dan teman-temanku merasa gelisah. Kami
menerka-nerka guru seperti apa yang akan masuk ke dalam ruang kelas kami.
“hey, menurutmu bagaimana guru yang
sebentar lagi akan masuk lewat pintu itu?” ujar salah
seorang temanku sambil menunjuk ke arah pintu kelas kami. “Aku tidak tau, mungkin guru itu berbadan tinggi dan juga bersuara
keras” jawabku. “tidak hanya itu
saja, dia pasti berkepala botak, matanya melotot, dan ada sebatang rotan di
tangannya. Huhhh, sangat menyeramkan” tambahnya untuk semakin menakutiku.
Tok.
. .tok. . .tok. . .tok . . terdengar suara langkah sepatu, “selamat pagi anak-anak” sapanya sambil tersenyum. Dengan penuh
kegembiraan kami membalas sapaannya. Ternyata guru fisika yang awalnya kami
takuti adalah guru muda yang cantik dan ramah, yang sangat jauh dari terkaan.
Kami begitu bersemangat belajar fisika olehnya, dia mampu menciptakan minat pada
kami untuk belajar fisika. Sampai akhirnya aku berniat untuk lebih mendalami
lagi mata pelajaran itu.
Hingga
ketika SMA, aku begitu berharap mendapatkan hal yang sama dari guru fisika ku.
Namun sangat jauh dari harapan, guru itu sangat berbeda dengan yang ku
bayangkan. Dia sangat membosankan, dan sangat suka memberikan tugas. Hal itu
membuatku tidak bersemangat setiap mata pelajaran fisika, dan akhirnya aku
mengeluarkan nokia 1112 ku. Awalnya tersembunyi, namun tanpa ku sadari ternyata
aku menggunakannya tanpa batasan, aku tersenyum, sambil membaca pesan di nokia
1112 ku.
Tiba-
tiba “Fitri kemari” panggilnya.
Seketika aku terdiam, dan menggelengkan kepalaku, karena aku sudah mengerti
maksudnya “Kemari, dan bawa yang ada di
tanganmu” tambahnya. Aku sangat ketakutan, dan berjalan pelan ke arahnya “jangan dong bu...” bujuk ku. “tak ada yang menyuruhmu untuk smsan ketika pelajaran fisika” jawabnya. Saat itu aku
begitu kesal padanya, aku melihat dia tersenyum sambil membaca pesan-pesan yang
ada di nokia 1112 ku, mungkin dia mengingat masa mudanya yang tidak seindah
itu. Kekesalanku pun bertambah, ketika dia membacakan pesan-pesan itu di depan
kelas, banyak yang menetertawakanku, namun banyak juga yang berfikir bahwa itu
adalah privasiku yang tidak layak untuk diketahuinya. Hal itu membuatku semakin
tidak menyukainya, dan berharap untuk tidak bertemu lagi dengannya di tahun
ajaran baru. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil jurusan IPS, hingga kini
aku menjadi mahasiswa di Universitas Sumatera Utara tepatnya departemen Ilmu
Komunikasi. Dan kini, sesekali ketika aku melewati Fakultas MIPA dan memandanginya
dari dalam Lintas USU, tersenyumlah aku sembari mengingat akan fisika, dan
nokia 1112 ku.
No comments:
Post a Comment